Manusia memiliki jasad,
dan ruh. Pertemuan dari keduanya timbullah akal. Akal terdiri atas rasa, karsa
dan priksa. Ketiga hal tersebut agar keluar potensi
optimalnya harus diikat oleh agama. Makanya dikatakan tidak ada
agama bagi yang tidak berakal
“Tegaknya seseorang itu
karena akalnya, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak berakal”
Akal berasal dari
bahasa arab “aqlun”, artinya “ikatan”
“tegaknya manusia karena akalnya”
“tegaknya manusia karena akalnya”
Inilah hakikat manusia.
Tegak mestinya tidak roboh. Artinya perlu bersandar pada sesuatu yang tegak dan
jika sesuatu yang tegak tidak cukup kuat tentu akan roboh bila dibuat sandar
perlu kiranya mencari sandaran yang paling tegak, kokoh dan kuat. Tentunya
sesuatu yang Maha Tegak, otomatis jika bersandar pada yang Maha Tegak, tentu
akan ikut tegak
Manusia memiliki tiga
hal pokok dalam akal
Rasa,
Karsa (kehendak)
Priksa (Pikir)
Jika seseorang priksa /
pikir nya hebat, menonjol jadi lah ilmuwan hebat dibidangnya, seperti Newton,
Einstein, Hawkling, Marie Currie, Adam Smith, dan lain-lain
Jika seorang karsa/
kehendaknya menonjol, maka jadilah seorang tokoh dunia seperti Hitler, Sukarno,
Churchill, John F. Kennedy, dll.
Jika seorang rasa-nya
yang menonjol maka jadilah ia seorang tokoh di dalam masalah seni,
Leonardo da Vinci, Affandi sang pelukis, Gibran, atau tokoh-tokoh kemanusiaan, seperti Bunda Theresia, Mahatma Gandhi, dll, atau tokoh-tokoh mistis seperti Ki Gendeng Pamungkas, Mama Lauren, dl
Leonardo da Vinci, Affandi sang pelukis, Gibran, atau tokoh-tokoh kemanusiaan, seperti Bunda Theresia, Mahatma Gandhi, dll, atau tokoh-tokoh mistis seperti Ki Gendeng Pamungkas, Mama Lauren, dl
Jika semuanya (rasa,
karsa, priksa) menonjol, maka contoh terbaik ialah para Muhammad Sang Nabi,
Yesus, Budha Gautama, dll
Karena itu akal bisa
disebut sebagai “nuron” atau cahaya gaib, cahaya gaib yang bisa menerangi
kehidupan manusia. Bisa pula disebut sebagai Hati Nuroni (cahaya)
Membicarakan hakekat
hati tentu sangat susah. Secara gampang dikatakan, seluruh tindakan manusia
dipengaruhi oleh hatinya, dan hati dipengaruhi oleh tindakan manusia
Tetapi hati memiliki alat yaitu akal. Akal memiliki alat, yaitu otak
Tetapi hati memiliki alat yaitu akal. Akal memiliki alat, yaitu otak
Sama seperti mata. Itu
hanya alat atau sarana untuk melihat tetapi orang buta juga punya mata hanya
saja tidak punya “daya pengelihatan”
Sebenarnya tidak ada
akal yang buruk, jahat atau busuk. Semua akal itu netral
semua akal dipengaruhi oleh pertarungan antara hawa jasmaniah (jasmani) dan hawa ruhaniah (ruh). Siapa yang membiarkan hawa jasmaniah (sering disebut hawa nafsu) menang tentu akan menentukan kecondongan akalnya. Akal tersebut akan menentukan otaknya, dan otak akan menentukan tindakan badannya
semua akal dipengaruhi oleh pertarungan antara hawa jasmaniah (jasmani) dan hawa ruhaniah (ruh). Siapa yang membiarkan hawa jasmaniah (sering disebut hawa nafsu) menang tentu akan menentukan kecondongan akalnya. Akal tersebut akan menentukan otaknya, dan otak akan menentukan tindakan badannya
Sebaliknya, tindakan
yang dilihat, didengar maupun dilakukan akan mempengaruhi akalnya dan akan
mempengaruhi kecondongan dirinya, kecondongan pada hawa jasmani atau hawa
ruhani
Agama untuk Orang
Berakal
Dengan menggunakan
akal, jika kita mengaku beragama, tentu haruslah mampu menjadikan kita manusia
yang semakin lama semakin dekat dengan Tuhan, semakin terwarnai dengan sifat –
sifat Tuhan. Yang tadinya pelit jadi terwarnai Maha Pengasih akhirnya berubah
perlahan – lahan menjadi dermawan. Yang tadinya berjiwa kecil, terwarnai oleh
Maha Besar kemudian memiliki jiwa yang besar laksana Garuda. Yang tadinya hanya
mementingkan dirinya sendiri karena terwarnai oleh Maha Penyayang akhirnya
kemudian menjadi peduli terhadap sesama dan peduli terhadap lingkungan.
Agama diturunkan untuk
orang berakal, agar kita menggunakan akal kita untuk mengenali tanda – tanda Ketuhanan di sekitar
kita, ayatulloh menurut Qur’an.
“Sesungguhnya pada
kejadian semua langit dan bumi dan perubahan malam dan siang dan kapal yang
berlayar di lautan membawa barang yang bermanfaat bagi manusia, dan apa yang
diturunkan Allah dari langit dari ada air, maka dihidupkanNya dengan (air) itu
bumi, sesudah matinya , seraya disebarkanNya padanya dari tiap-tiap jenis
binatang, dan peredaran angin, dan awan yang diperintah di antara langit dan
bumi; adalah semuanya itu tanda-tanda bagi kaum yang berakal” QS Al baqoroh
164
Dari akal yang diikat
agama itulah terbitlah syukur. Dan hanya dari rasa syukur itulah yang
mengantarkan manusia kepada kehidupan yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar