Minggu, 26 Mei 2013

Sain dan keajaiban Alqur`an


Dari Aisyah r.a. bahwasanya ia berkata: …. Kemudian Beliau (Rasulullah Saw) bersabda, “Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah tanda-tanda kekuasaan dari Allah Ta’ala yang tidak (ada kaitan) kedua gerhana tersebut dengan kematian dan kehidupan seseorang. Maka apabila kalian menyaksikan hal itu, berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, salatlah, dan bersedekahlah”.
(H.R. Bukhari)
Dari hadis tersebut, Rasulullah secara tegas menyatakan bahwa gerhana adalah fenomena yang dirancang Allah agar manusia mengingat kebesaran-Nya. Tidak hanya itu, beliau juga memaparkan jika terjadi gerhana, hendaknya seorang muslim melakukan amalan mulai dari berdoa, bertakbir, salat gerhana (khusuf), dan bersedekah.
Banyak hikmah yang bisa kita petik dari fenomena gerhana ini, khususnya gerhana Matahari yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini. Tepatnya hari Jumat tanggal 29 Jumadil Akhir 1434 H atau 10 Mei 2013 pada pukul 05.53 – 06.26 WIB akan terjadi gerhana Matahari sebagian. Pada momen ini, InsyaAllah Masjid Salman ITB juga akan mengadakan Salat Gerhana Bersama dengan khatib Dr. K.H. Asep Zaenal Ausop, M.Ag..
***
Bersyukur, Bukan Mengeluh
Keberadaan Matahari sebagai bola gas pijar dengan daya 1026 watt diketahui telah mensubsidi energi radiasi bagi milyaran manusia di planet Bumi. Bila harga minyak mencapai 100 dolar per barel, secara kasar subsidi energi Matahari ini setiap harinya mempunyai ekuivalensi yang setara dengan 44 juta rupiah per manusia. Subsidi energi radiasi Matahari yang besar itu membuat hidup kita “nyaman”. Padahal, energi radiasi tersebut hanyalah sekitar satu per satu milyar bagian dari energi yang dipancarkan dari seluruh permukaan Matahari.
Selain dayanya yang sangat besar, Matahari juga memiliki massa yang relatif sangat besar (1030 kg). Dengan massa tersebut, ia mengikat planet serta semua anggota tatasurya yang mengiringnya dengan gaya tarik gravitasi. Planet atau benda langit pengiring Matahari yang berukuran jauh lebih kecil ini akan membentuk bayang-bayang apabila terjadi gerhana yang menutupi Matahari. Hal ini menyebabkan sorot cahaya Matahari yang diterima akan kurang dari seratus persen.
Gerhana Matahari yang kita kenal merupakan fenomena berkurangnya sorot energi Matahari karena terhalang oleh Bulan. Fenomena ini setidaknya mengingatkan manusia atas subsidi energi yang sangat besar dari yang pantas kita syukuri dan selalu berusaha memanfaatkannya untuk berbagai keperluan hidup, bukan malah banyak mengeluh.
Kombinasi Sempurna
Hal yang menarik berikutnya, kombinasi kemiringan orbit Bulan mengelilingi Bumi yang sekitar lima derajat terhadap orbit Bumi dan Matahari (ekliptika), ukuran Bulan dan Matahari, variasi jarak Bumi – Bulan dan variasi jarak Bumi – Matahari, menjadikan fenomena gerhana Matahari dan gerhana Bulan menjadi bagian pengetahuan manusia. Manusia bisa mengenal fungsi bayang-bayang benda langit untuk mengetahui fenomena bagian luar Matahari dalam bentuk korona (cahaya semu) dan berbagai aktivitas lontaran awan plasma dari Matahari.
Selain itu, kenyataan kombinasi tersebut juga menjelaskan mengapa bisa terjadi gerhana Matahari total (arah pandang ke Matahari seluruhnya tertutup Bulan) dan gerhana Matahari cincin (hanya bagian tengah bundaran Matahari tertutup Bulan). Gerhana Matahari hibrida (campuran) pun bisa terjadi bila ukuran diameter sudut Bulan dan diameter sudut Matahari hampir sama. Kemudian, perubahan jarak yang sedikit saja dalam kurun waktu berlangsungnya gerhana Matahari bisa mengubah status gerhana Matahari, dari gerhana Matahari total menjadi gerhana Matahari cincin atau sebaliknya. (bersambung…)
 Gerhana 2013
Kombinasi ini juga menyebabkan tidak setiap bulan terjadi gerhana Matahari maupun gerhana Bulan. Fenomena ini akan berlangsung bila kedudukan Matahari di ekliptika berada dekat dengan titik simpul (titik potong) orbit Bulan terhadap ekliptika. Kondisi tersebut merupakan tanda akan datang fenomena gerhana. Secara ringkas kondisi tersebut dinamakan sebagai musim gerhana.
Pada tahun 2013, terdapat dua musim gerhana. Musim gerhana pertama akan berlangsung secara berurutan: gerhana Bulan sebagian pada 25 – 26 April 2013 (GBS 25-26 April 2013), kemudian  gerhana Matahari cincin pada 10 Mei 2013 (GMC-10 Mei 2013), dan diakhiri dengan gerhana Bulan penumbra pada 25 Mei 2013 (GBP-25 Mei 2013). Sementara itu, musim gerhana kedua akan berlangsung secara berurutan: gerhana Bulan penumbra pada 18 Oktober 2013 (GBP 18 Oktober 2013) dan gerhana Matahari hibrida pada 3 November  2013  (GMH 3 November 2013). Jadi pada tahun 2013 terdapat tiga gerhana Bulan dan dua gerhana Matahari.
GBS 25-26 April 2013 dapat disaksikan dari wilayah Indonesia. GMC-10 Mei 2013 dapat disaksikan di sebagian wilayah Indonesia dalam bentuk gerhana Matahari sebagian (GMS). GBP-25 Mei 2013 tidak dapat disaksikan dari wilayah Indonesia. GBP 18 Oktober 2013 dapat disaksikan dari wilayah Pulau Sumatera, sebagian Jawa Barat dan sebagian Kalimantan Barat. GMH 3 November 2013 tidak dapat disaksikan dari wilayah Indonesia.
Dalam waktu dekat ini, GMC 10 Mei 2013 akan terjadi. Jalur gerhana Matahari cincin tersebut melewati Australia dan sebagian besar berada di samudera Pasifik. Namun, wilayah Indonesia tidak dilalui jalur GMC secara penuh. Sebagian kota di wilayah Indonesia hanya menyaksikan momen gerhana Matahari sebagian (GMS). Kota-kota di Indonesia mempunyai kesempatan waktu yang berbeda dalam menyaksikan gerhana Matahari sebagian ini, mulai dari Pekanbaru yang hanya kisaran 1 menit hingga Jayapura yang mencapai 2 jam 44 menit. Di Bandung sendiri, gerhana ini akan berlangsung sekitar 33 menit, yaitu pada pukul 05.53 – 06.26 WIB.

Sebuah Momen
Walaupun kedudukan Matahari masih rendah (pagi hari) ketika gerhana Matahari sebagian berlangsung, pengamatan secara langsung tanpa kacamata penapis cahaya Matahari tidak direkomendasikan. Pengamatan secara langsung dengan mata bugil dapat merusak retina mata dan bisa mengakibatkan kebutaan. Bagi yang hendak mengabadikannya, perlu mencari tempat yang baik untuk pengamatan dan mempersiapkan kamera maupun teleskop dengan penapis cahaya Matahari.
Semoga langit tanggal 10 Mei 2013 cerah sehingga kita dapat menyaksikan maupun mengabadikan gerhana Matahari yang merupakan fenomena kebesaran Ilahi ini. Jadikan pula momen tersebut untuk salat gerhana, berdzikir dan bersedekah. Jangan lupa pula melanjutkannya dengan salat duha pada pagi hari.
*Tulisan ini merupakan hasil saduran dari artikel yang dibuat oleh Dr. Moedji Raharto, Peneliti di Obsevatorium Bosscha dan Anggota Kelompok Keilmuan Astronomi, FMIPA ITB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar